Apps Artificial Intelligence CSS DevOps Go JavaScript Laravel Linux MongoDB MySQL PHP Python Rust Vue

Memahami HTTP Status Code di Laravel: Panduan untuk Developer

1 min read .
Memahami HTTP Status Code di Laravel: Panduan untuk Developer

Memahami HTTP status code itu penting banget kalau kamu sering bikin API atau web app. Status code memberi tahu apakah request berhasil, gagal, atau ada masalah lain. Gini deh ringkasan beberapa kode yang sering dipakai di Laravel beserta kapan sebaiknya digunakan.

200: OK

Status ini menandakan request berhasil diproses.

Kapan dipakai:

  • GET request berhasil mengembalikan data.
  • POST, PUT, DELETE berhasil tapi nggak perlu mengembalikan objek baru.

201: Created

Digunakan saat objek baru berhasil dibuat, biasanya di POST request.

Kapan dipakai:

  • Setelah berhasil membuat resource baru.
  • Menunjukkan objek sudah ada dan bisa diakses, biasanya Location header menyertakan URL objek.

204: No Content

Request berhasil, tapi nggak ada konten yang dikembalikan. Cocok untuk DELETE atau update tanpa response.

Kapan dipakai:

  • Object berhasil dihapus.
  • Update atau operasi lain yang nggak perlu response lebih lanjut.

206: Partial Content

Hanya sebagian konten yang dikembalikan, sering dipakai untuk pagination atau data parsial.

Kapan dipakai:

  • Mengembalikan list resource yang dipaginasi.
  • Data hanya sebagian karena limitasi request.

400: Bad Request

Request invalid, biasanya karena syntax salah atau data nggak valid.

Kapan dipakai:

  • Input validation gagal.
  • Request nggak sesuai format yang diharapkan server.

401: Unauthorized

User perlu autentikasi untuk mengakses resource.

Kapan dipakai:

  • Request butuh autentikasi tapi user belum login.
  • Token atau credential invalid/expired.

403: Forbidden

User sudah autentikasi tapi nggak punya izin untuk aksi tersebut.

Kapan dipakai:

  • User mencoba akses resource yang role-nya nggak mengizinkan.
  • Operasi dibatasi oleh policy akses.

404: Not Found

Laravel otomatis mengembalikan ini saat resource nggak ditemukan.

Kapan dipakai:

  • Resource yang diminta nggak ada.
  • Route nggak cocok dengan request.

500: Internal Server Error

Terjadi error tak terduga di server.

Kapan dipakai:

  • Error tak terduga saat eksekusi request.
  • Aplikasi mengalami kegagalan kritis.

503: Service Unavailable

Server nggak tersedia, biasanya karena maintenance atau overload.

Kapan dipakai:

  • Server sedang maintenance.
  • Server overload dan nggak bisa memproses request.

Kesimpulan

Gini deh, dengan paham HTTP status code, kamu bisa kasih informasi jelas ke client atau user soal hasil request mereka. Ini juga bikin error handling lebih rapi dan response aplikasi lebih tepat. Skill ini wajib banget kalau kamu sering bikin API atau web app dengan Laravel.

Lihat Juga

chevron-up