Golang

Saat aplikasi makin besar, memecahnya jadi beberapa service kecil (microservices) adalah pilihan bijak. Misalnya: Service Product di port 8080 Service Blog di port 8081 Agar user tidak perlu tahu port-port tersebut, kita pakai Nginx reverse proxy untuk menyatukan semuanya di bawah satu domain. 1. Setup Nginx Reverse Proxy Buat file konfigurasi Nginx: Copy sudo nano /etc/nginx/sites-available/yourdomain.com Isi dengan konfigurasi berikut:

Bekerja dengan array dan slice di Go itu gampang-gampang susah—apalagi kalau datanya berupa struct. Gini deh, kalau kita punya Person struct: Copy type Person struct { Name string; Age int } people := []Person{ {"Alice", 30}, {"Bob", 25}, {"John", 20}, {"Zara", 35}, } 1. Menambah Elemen Copy people = append(people, Person{"Eve", 28}) 2. Menghapus Elemen Copy func deletePerson(people []Person, name string) []Person { for i, p := range people { if p.Name == name { return append(people[:i], people[i+1:]...) } } return people } people = deletePerson(people, "Bob") 3. Mencari Elemen Copy func searchByName(people []Person, name string) (Person, bool) { for _, p := range people { if p.Name == name { return p, true } } return Person{}, false } p, found := searchByName(people, "John") 4. Memperbarui Elemen Copy func updateAge(people []Person, name string, newAge int) []Person { for i, p := range people { if p.Name == name { people[i].Age = newAge; break } } return people } people = updateAge(people, "Alice", 31) 5. Mengurutkan Array Naik:

Satu hal yang bikin Go beda dari bahasa lain adalah kesederhanaannya. Go nggak punya fitur parameter opsional seperti Python atau JavaScript. Jadi kalau bikin fungsi, kita harus eksplisit soal apa aja parameternya. Tapi bukan berarti kita nggak bisa bikin fungsi yang fleksibel. Ada beberapa pola yang biasa dipakai developer Go untuk “menyiasati” parameter opsional. Yuk kita lihat satu per satu. 1. Variadic Parameter Cara paling gampang adalah pakai variadic parameter (...). Dengan ini, sebuah fungsi bisa nerima argumen dengan jumlah yang nggak pasti.

Kalau baru kenal Go, biasanya saya cepat ketemu dengan konsep interface. Awalnya mungkin agak membingungkan: apa bedanya sama struct biasa? Kenapa harus pakai interface? Singkatnya, interface di Go itu kontrak. Ia bilang: “kalau kamu mau disebut tipe ini, kamu harus punya metode A, B, C.” Yang keren, di Go saya nggak perlu deklarasi eksplisit kalau sebuah struct implements interface—cukup dengan punya metode yang sesuai, struct itu otomatis memenuhi interface. Apa Itu Interface? Interface di Go pada dasarnya cuma daftar metode. Contoh simpel:

JSON itu format yang simpel, tapi kalau datanya panjang dan ditulis dalam satu baris… pusing juga bacanya 🤯. Untungnya, di Go ada cara gampang buat bikin JSON lebih rapi: pakai pretty-printing. Dengan pretty-print, JSON kita dikasih indentasi dan baris baru, jadi jauh lebih enak dibaca. Cocok banget buat debugging, ngecek API response, atau sekadar bikin output keliatan lebih manusiawi. 1. json.MarshalIndent: Jalan Paling Cepat Go punya fungsi bawaan json.MarshalIndent buat nge-format JSON biar rapi.

Di Go, map itu andalan banget buat nyimpen data dalam bentuk pasangan key → value. Tapi kadang kita nggak butuh valuenya, cuma pengen dapetin semua key aja—misalnya buat iterasi, sorting, atau ngecek sesuatu. Untungnya, cara ambil key dari map di Go itu simpel banget. Mari kita lihat beberapa pola yang biasa dipakai. 1. Ambil Semua Key dengan For-Range Trik dasar: loop aja map-nya, terus masukin key ke slice. Copy func getMapKeys(m map[string]int) []string { keys := make([]string, 0, len(m)) for k := range m { keys = append(keys, k) } return keys } func main() { myMap := map[string]int{ "apple": 1, "banana": 2, "cherry": 3, } keys := getMapKeys(myMap) fmt.Println("Keys:", keys) } Di sini, saya bikin slice kosong dengan kapasitas sama kayak panjang map (biar lebih efisien). Hasilnya: semua key terkumpul rapi di slice.

Kalau kamu datang dari bahasa lain (misalnya Java, C#, atau TypeScript), pasti familiar sama yang namanya enum. Enum itu enak banget buat ngebuat sekumpulan nilai bernama yang jelas artinya. Nah, di Go sayangnya nggak ada enum bawaan. Tapi jangan sedih—dengan sedikit trik, kita tetap bisa bikin sesuatu yang mirip enum pakai konstanta dan tipe kustom. 1. Enum Sederhana dengan const + iota Cara paling dasar: pakai const dan iota. iota itu semacam counter otomatis yang bikin nilai integer berurutan.

Kalau kamu ngoding pakai Go, map pasti jadi salah satu senjata andalan. Struktur data ini simpel tapi kuat: kita bisa nyimpen pasangan key → value dan aksesnya super cepat. Salah satu hal yang sering banget dilakukan waktu pakai map adalah ngecek: “Key ini ada nggak sih di dalam map?” Go punya cara yang elegan buat itu—nggak ribet, cukup satu trik bawaan bahasa. Yuk kita bahas. 1. Cek Key dengan Idiom Go Go punya sintaks yang khas buat ngecek key. Waktu kita akses map[key], sebenarnya kita bisa ambil dua nilai sekaligus:

Di Go, memeriksa apakah sebuah file ada adalah hal yang cukup umum. Misalnya saat aplikasi perlu membaca konfigurasi, menyimpan log, atau mengakses resource tertentu. Paket os menyediakan cara sederhana untuk melakukannya. Mari kita bahas beberapa pendekatan, lengkap dengan kapan sebaiknya dipakai. 1. Menggunakan os.Stat Fungsi os.Stat sering dipakai untuk mengambil informasi file. Dari situ kita bisa tahu apakah file benar-benar ada. Copy package main import ( "fmt" "os" ) func fileExists(filename string) bool { _, err := os.Stat(filename) return !os.IsNotExist(err) } func main() { filename := "example.txt" if fileExists(filename) { fmt.Printf("File '%s' exists.\n", filename) } else { fmt.Printf("File '%s' does not exist.\n", filename) } } 2. Menangani Kasus Khusus Kadang kita ingin lebih detail, misalnya membedakan antara file dan direktori, atau menangani error lain selain “file tidak ada”.

Mengubah angka (integer) jadi teks (string) adalah hal kecil tapi sering banget kepake waktu ngoding di Go. Entah itu buat nyiapin data biar bisa ditampilkan, bikin log yang rapi, atau sekadar ngegabungin angka ke dalam teks, saya butuh cara cepat dan tepat. Di Go, ada beberapa jalan buat ngelakuin ini. Mari kita lihat satu per satu. 1. strconv.Itoa() Ini cara paling umum dan langsung. Go punya paket strconv yang khusus ngurusin konversi antar tipe data. Kalau mau ubah int jadi string, tinggal pakai strconv.Itoa().

Kalau udah sering main Go, pasti nggak asing sama slice. Struktur ini fleksibel banget buat nampung kumpulan data. Tapi, kadang saya butuh menggabungkan beberapa slice jadi satu—misalnya lagi ngolah data dari beberapa sumber atau hasil query yang beda-beda. Nah, ada beberapa cara buat ngelakuin itu. kita bakal bahas opsi yang simpel sampai yang lebih efisien. 1. Pakai append (cara paling gampang) Cara yang paling sering dipakai adalah append. Tinggal tumpuk slice satu ke yang lain.

Waktu ngoding Go, sering banget saya ketemu kasus di mana angka datangnya dalam bentuk string. Misalnya: input dari user, data dari file, atau respons API. Nah, supaya bisa diolah (ditambah, dikali, atau dicek logikanya), saya harus ubah dulu string itu jadi integer. Untungnya, Go udah nyediain fungsi-fungsi siap pakai lewat paket strconv. Mari kita bahas cara paling sering dipakai. 1. Pakai strconv.Atoi() Ini cara paling simpel. Atoi singkatan dari ASCII to integer. Fungsi ini nerima string, balikin integer, plus error kalau parsing gagal.

Biasanya kalau bikin server web kecil di Go, saya jalanin manual di terminal: go run main.go. Tapi masalahnya, kalau terminal ditutup atau server reboot, aplikasinya mati juga. Solusinya? saya bisa jalanin server Go itu sebagai service systemd. Dengan begitu, dia otomatis start waktu boot, bisa dimonitor, dan restart sendiri kalau crash. Mari kita coba bikin dari nol. 1. Bikin Server Web Go Sederhana kita mulai dengan kode Go paling basic buat server HTTP:

Awalnya Go cuma punya satu tipe loop (for) bikin bingung. Tapi gini deh, kalau dipahami, fleksibilitasnya bikin saya bisa handle hampir semua kebutuhan perulangan. 1. For Dasar Copy for i := 0; i < 5; i++ { fmt.Println(i) } Mirip loop di C/Java/JS: mulai dari i=0, lanjut selama kondisi benar, naik tiap iterasi.

map di Go itu lifesaver buat nyimpen data yang bisa diakses pakai kunci. Gini deh, ini kayak kamus (dictionary) atau hash di bahasa lain, tapi idiomatik di Go dan cepat banget buat akses data. Membuat Map Menggunakan make: Copy personAge := make(map[string]int) personAge["Alice"] = 30 personAge["Bob"] = 25 fmt.Println(personAge) // map[Alice:30 Bob:25] Menggunakan literal map:

Di tulisan ini, saya akan membuat API CRUD (Create, Read, Update, Delete) sederhana menggunakan Go dengan framework Gin, MySQL sebagai basis data, dan GORM sebagai ORM (Object Relational Mapping). Untuk mengelola konfigurasi seperti kredensial database, saya juga akan memakai paket godotenv. 1. Menyiapkan Proyek Pertama, buat direktori baru untuk proyek lalu inisialisasi modul Go: Copy mkdir myapp cd myapp go mod init myapp 2. Menginstal Dependensi kita butuh beberapa paket:

Salah satu alasan Go populer adalah karena goroutine. Dengan keyword go, saya bisa jalanin fungsi secara konkuren dengan overhead super ringan. Tapi ada satu masalah klasik: Kalau goroutine diluncurkan tanpa kontrol, jumlahnya bisa meledak dan malah bikin server ngos-ngosan. Solusinya: saya butuh cara mengantrekan goroutine biar eksekusinya terkontrol, rapi, dan efisien. Apa Itu Goroutine (singkat aja) Goroutine = thread ringan versi Go. Contoh paling basic: Copy go func() { fmt.Println("Running in a goroutine") }() Udah, sesederhana itu. Tapi, bayangin kalau ada ribuan task yang semua dijalanin pakai go langsung—bisa bahaya kalau nggak dibatasi.

Waktu itu deceptively tricky. Sekilas gampang, tapi salah sedikit bisa bikin bug susah dilacak—apalagi kalau zonasi atau durasi ikut campur. Di Go, paket time cukup lengkap buat urusan ini: dari membaca waktu, formatting, parsing, sampai scheduler sederhana. Waktu Sekarang Copy currentTime := time.Now() fmt.Println("Sekarang:", currentTime) Format & Parse Copy formatted := currentTime.Format("2006-01-02 15:04:05") parsed, _ := time.Parse("2006-01-02 15:04:05", "2024-08-24 13:45:00") fmt.Println("Format:", formatted, "| Parsed:", parsed) Durasi & Hitung Selisih Copy future := currentTime.Add(2 * time.Hour) past := currentTime.Add(-30 * time.Minute) fmt.Println("Dua jam lagi:", future, "| Setengah jam lalu:", past) fmt.Println("Selisih:", future.Sub(currentTime)) Zona Waktu Copy loc, _ := time.LoadLocation("Asia/Jakarta") fmt.Println("Waktu Jakarta:", currentTime.In(loc)) Tugas Berkala Copy ticker := time.NewTicker(2 * time.Second) defer ticker.Stop() go func() { for t := range ticker.C { fmt.Println("Tick:", t) } }() time.Sleep(10 * time.Second) Intinya, time Go bikin pekerjaan yang biasanya ribet jadi sederhana. Fokus ke dasar-dasar ini dulu, nanti kalau butuh fitur lebih kompleks, tinggal dikombinasiin. Kalau kamu punya trik lain buat nge-handle waktu di Go, share dong—seringkali tips praktis developer lain lebih berguna daripada dokumentasi resmi.

Penggabungan string adalah operasi umum di banyak aplikasi Go, mulai dari menghasilkan konten dinamis sampai membangun kueri yang kompleks. Tapi, cara menggabungkannya nggak bisa asal, terutama kalau jumlah string-nya banyak. Pemilihan metode yang tepat bisa bikin aplikasi jalan lebih efisien dan nggak boros memori. Berikut beberapa cara menggabungkan string di Go, dari yang paling simpel sampai yang lebih optimal. 1. Operator + Cara paling gampang: pakai +. Copy str1 := "Hello, " str2 := "world!" result := str1 + str2 Cocok untuk gabung 2–3 string kecil. Tapi kalau dipakai di loop atau data besar, bisa bikin performa drop karena tiap gabungan bikin string baru di memori.

Kalau kamu bikin aplikasi web dengan Go, biasanya aplikasinya jalan langsung di port tertentu, misalnya :8080. Masalahnya, kalau saya ingin aplikasi ini bisa diakses lewat domain (misalnya yourdomain.com) dengan port standar :80 atau bahkan :443 (HTTPS), saya butuh “penengah”. Nah, di sinilah Nginx berperan sebagai reverse proxy. Dengan Nginx di depan aplikasi Go, kita bisa dapat banyak keuntungan: Request dari user lewat dulu ke Nginx sebelum diteruskan ke Go. Bisa tambah SSL (HTTPS) dengan gampang. Bisa bagi-bagi beban (load balancing) kalau aplikasinya jalan di beberapa instance. Nginx juga lebih efisien untuk melayani file statis (gambar, CSS, JS, dll). Di artikel ini, saya bahas cara setup-nya langkah demi langkah.

Menghasilkan string acak sering dibutuhkan di aplikasi Go: bikin token, kata sandi, ID unik, atau nama file sementara. Go punya beberapa cara untuk melakukannya—mulai dari yang sederhana dengan math/rand, sampai yang aman secara kriptografis dengan crypto/rand. Ada juga opsi pakai UUID untuk kebutuhan identifikasi standar. 1. math/rand: String Pseudo-Acak Cocok buat kebutuhan non-kripto, misalnya bikin nama file random atau ID sementara. Copy package main import ( "fmt" "math/rand" "time" ) const letters = "abcdefghijklmnopqrstuvwxyzABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ0123456789" func GenerateRandomString(length int) string { rand.Seed(time.Now().UnixNano()) result := make([]byte, length) for i := range result { result[i] = letters[rand.Intn(len(letters))] } return string(result) } func main() { fmt.Println("Random String:", GenerateRandomString(10)) } ⚠️ Jangan dipakai untuk token atau password, karena hasilnya bisa ditebak.

struct di Go itu lifesaver buat memodelkan data kompleks. Gini deh, daripada ribet nyimpen tiap variabel terpisah, kita bisa gabungin semuanya jadi satu unit. Membuat Struct Copy type Person struct { Name string Age int Address string } // Instance p := Person{Name: "Alice", Age: 30, Address: "123 Main St"} fmt.Println(p.Name, p.Age, p.Address) Cara Membuat Instance Literal struct: p := Person{Name:"Alice", Age:30} Fungsi new: p := new(Person); p.Name="Bob" Nilai nol: p := Person{} Mengakses & Memodifikasi Copy p.Age = 31 fmt.Println(p.Age) // 31 Struct dengan Metode Copy func (p Person) Display() { fmt.Printf("%s, %d, %s\n", p.Name, p.Age, p.Address) } func (p *Person) HaveBirthday() { p.Age++ } p.Display() p.HaveBirthday() p.Display() Struct sebagai Argumen Fungsi By value → salinan dibuat By pointer → fungsi bisa ubah data asli Copy func celebrateBirthdayPtr(p *Person) { p.Age++ } celebrateBirthdayPtr(&p) fmt.Println(p.Age) // 31 Struct Bersarang Copy type Address struct { Street, City, Zip string } type Person struct { Name string; Age int; Address Address } p := Person{Name:"Alice", Age:30, Address:Address{Street:"123 Main St", City:"Wonderland", Zip:"12345"}} fmt.Printf("%s lives at %s, %s, %s.\n", p.Name, p.Address.Street, p.Address.City, p.Address.Zip) Refleksi Singkat Pada akhirnya, struct bikin kode Go lebih rapi dan fleksibel. Dari entitas sederhana sampai data kompleks bersarang, semua bisa diatur dengan elegan.

Go punya fitur konkuren yang kece banget lewat goroutine. Salah satu contoh penggunaannya: cari kata tertentu di banyak teks sekaligus. Daripada cek teks satu-satu secara berurutan, saya bisa suruh goroutine kerja bareng-bareng, hasilnya lebih cepat dan efisien. Gambaran Umum Program ini bakal: Cari kata di satu teks (fungsi searchInText). Cari kata di banyak teks secara paralel pakai goroutine (fungsi searchWordInTexts). Print hasil pencarian di main. Kode Program Copy package main import ( "fmt" "strings" "sync" ) // searchInText: cek apakah kata ada di dalam teks func searchInText(text, word string) bool { if text == "" || word == "" { return false } // Biar pencarian nggak case-sensitive text = strings.ToLower(text) word = strings.ToLower(word) return strings.Contains(text, word) } // searchWordInTexts: cari kata di banyak teks sekaligus func searchWordInTexts(texts []string, word string) bool { var wg sync.WaitGroup var mu sync.Mutex found := false for _, text := range texts { wg.Add(1) go func(t string) { defer wg.Done() if searchInText(t, word) { mu.Lock() found = true mu.Unlock() } }(text) } wg.Wait() return found } func main() { texts := []string{ "This is a long example text", "Another text for word searching", "This program uses goroutines for searching", } word := "program" if searchWordInTexts(texts, word) { fmt.Printf("Kata '%s' ketemu di salah satu teks\n", word) } else { fmt.Printf("Kata '%s' nggak ditemukan\n", word) } } Penjelasan searchInText Ubah teks dan kata jadi huruf kecil semua biar pencarian nggak peka kapital. Habis itu tinggal pakai strings.Contains.

Kalau kamu bikin aplikasi yang butuh ngamanin data (misalnya password, token, atau informasi sensitif), kamu pasti perlu enkripsi. Salah satu algoritma paling populer dan kuat adalah AES (Advanced Encryption Standard). Di Go, saya bisa pakai AES dengan cukup mudah lewat paket bawaan crypto/aes dan crypto/cipher. Dalam contoh ini, saya bakal pakai mode CFB (Cipher Feedback) karena fleksibel dan bisa langsung dipakai buat data dengan panjang sembarang. Konsep Singkat AES Simetris: kunci yang dipakai buat enkripsi dan dekripsi sama. IV (Initialization Vector): angka acak yang bikin hasil enkripsi beda-beda walaupun plaintext-nya sama. CFB mode: mode enkripsi yang cocok buat data bergaya stream, jadi nggak perlu padding ribet. Contoh Program Go Copy package main import ( "crypto/aes" "crypto/cipher" "crypto/rand" "encoding/base64" "fmt" "io" ) func generateRandomKey() ([]byte, error) { key := make([]byte, 32) // AES-256 _, err := rand.Read(key) if err != nil { return nil, err } return key, nil } func encrypt(plaintext []byte, key []byte) ([]byte, error) { block, err := aes.NewCipher(key) if err != nil { return nil, err } ciphertext := make([]byte, aes.BlockSize+len(plaintext)) iv := ciphertext[:aes.BlockSize] if _, err := io.ReadFull(rand.Reader, iv); err != nil { return nil, err } stream := cipher.NewCFBEncrypter(block, iv) stream.XORKeyStream(ciphertext[aes.BlockSize:], plaintext) return ciphertext, nil } func decrypt(ciphertext []byte, key []byte) ([]byte, error) { block, err := aes.NewCipher(key) if err != nil { return nil, err } if len(ciphertext) < aes.BlockSize { return nil, fmt.Errorf("ciphertext too short") } iv := ciphertext[:aes.BlockSize] ciphertext = ciphertext[aes.BlockSize:] stream := cipher.NewCFBDecrypter(block, iv) stream.XORKeyStream(ciphertext, ciphertext) return ciphertext, nil } func main() { plaintext := []byte("Ini data rahasia yang harus diamankan 🔒") key, _ := generateRandomKey() ciphertext, _ := encrypt(plaintext, key) fmt.Println("Ciphertext (base64):", base64.StdEncoding.EncodeToString(ciphertext)) decrypted, _ := decrypt(ciphertext, key) fmt.Println("Decrypted text:", string(decrypted)) } Cara Kerjanya Bikin kunci acak (generateRandomKey) → panjang 32 byte (AES-256). Enkripsi (encrypt) → bikin IV acak, lalu enkripsi plaintext pakai AES-CFB. Dekripsi (decrypt) → ambil IV dari awal ciphertext, lalu kembalikan data ke bentuk asli. Main → demonya: enkripsi string, print hasil base64, lalu dekripsi lagi buat bukti bahwa datanya aman bolak-balik. Output Contoh Copy Ciphertext (base64): QZrR9m0dpN9Yk3cGYn1xY1Hu0+8EJz6fC4oYc5V1qDqPV6Y= Decrypted text: Ini data rahasia yang harus diamankan Kesimpulan Dengan AES + CFB mode di Go: