Nginx

Saat aplikasi makin besar, memecahnya jadi beberapa service kecil (microservices) adalah pilihan bijak. Misalnya: Service Product di port 8080 Service Blog di port 8081 Agar user tidak perlu tahu port-port tersebut, kita pakai Nginx reverse proxy untuk menyatukan semuanya di bawah satu domain. 1. Setup Nginx Reverse Proxy Buat file konfigurasi Nginx: Copy sudo nano /etc/nginx/sites-available/yourdomain.com Isi dengan konfigurasi berikut:

Kalau kamu bikin aplikasi web dengan Go, biasanya aplikasinya jalan langsung di port tertentu, misalnya :8080. Masalahnya, kalau saya ingin aplikasi ini bisa diakses lewat domain (misalnya yourdomain.com) dengan port standar :80 atau bahkan :443 (HTTPS), saya butuh “penengah”. Nah, di sinilah Nginx berperan sebagai reverse proxy. Dengan Nginx di depan aplikasi Go, kita bisa dapat banyak keuntungan: Request dari user lewat dulu ke Nginx sebelum diteruskan ke Go. Bisa tambah SSL (HTTPS) dengan gampang. Bisa bagi-bagi beban (load balancing) kalau aplikasinya jalan di beberapa instance. Nginx juga lebih efisien untuk melayani file statis (gambar, CSS, JS, dll). Di artikel ini, saya bahas cara setup-nya langkah demi langkah.